Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Daftar isi :

    Manusia sebagai makhluk sosial selalu bekerjasama dengan orang lain. Dalam bergaul, berbicara, bersalaman, bahkan bertentangan sekalipun kita memerlukan orang lain. Dalam bergaul dengan orang lain selalu ada timbal balik atau melibatkan dua belah pihak. Interaksi sosial sanggup terjadi dalam banyak sekali bentuk. Interaksi yang dilakukan secara berulang akan menghasilkan proses sosial. Proses sosial adalah sikap berulang yang dipergunakan oleh seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain (interaksi sosial). 

    Horton (1983: 74) menyebutkan ada 5 (lima) kemungkinan bentuk proses sosial, yaitu kerja sama, persaingan/kompetisi, konflik/ pertentangan, akomodasi, asimilasi. dari setiap bentuk-bentuk sosial mempunyai fungsi-fungsi masing-masing dan tujuan dari bentuk-bentuk interaksi sosial serta contohnya biar lebih memudahkan kita sanggup mengerti seluruh bentuk-bentuk interaksi sosial.

    nteraksi sosial merupakan ciri khas kehidupan bermasyarakat/sosial. Artinya kehidupan bermasyarakat/sosial akan kelihatan konkret dalam banyak sekali bentuk pergaulan seseorang dengan orang lain. Contoh: keramaian di pasar, buruh pabrik berdemontrasi, dan pelajar mencar ilmu di kelas.

    Interaksi sosial terjadi apabila satu individu melaksanakan tindakan sehingga menjadikan reaksi bagi individu-individu lain. Interaksi sosial tidak hanya berupa tindakan yang berupa kolaborasi tetapi juga sanggup berupa persaingan dan pertikaian.

    Untuk mengetahui klarifikasi dari banyak sekali bentuk-bentuk interaksi sosial mari kital lihat pembahasannya sebagai berikut

    Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

    1. Kerja Sama (Cooperation). Kerja sama ialah perjuangan bersama antar-manusia untuk mencapai tujuan bersama. Dengan perkataan lain, kolaborasi ialah suatu bentuk interak sisosial individu individu atau kelompok-kelompok berusaha saling menolong untuk mencapai tujuan bersama atau mengoordinasikan kegiatan mereka guna mencapai tujuan bersama. Kerja sama merupakan proses sosialyang paling banyak terjadi di masyarakat. 

    Masyarakat yang sangat kompetitif pun tidak akan sanggup berjalan, bila tidak ada kolaborasi di dalamnya. Kerja sama sanggup terjadi dengan sendirinya, tanpa disadari oleh pihak-pihak yang bekerja sama. 

    Contoh, pengendara motor di jalan raya sering tidak menyadari bahwa dirinya tengah bekerja sama dengan pengendara sepeda motor lainnya dengan cara saling menjaga jarak yang aman serta saling tetap di jalur masing-masing. Di lain pihak, ada juga kolaborasi yang dilakukan secara sengaja dan diketahui oleh para pihak yang bekerja sama. Misalnya, kolaborasi yang dilakukan penduduk desa dalam membangun rumah ibadah. Setiap bentuk interaksi sosial sanggup kuat kepada pribadi dan masyarakat yang bersangkutan. Kerja sama cenderung memunculkan pribadi yang sensitif pada orang lain, memperhatikan orang lain, merasa aman, tenang, dan kalem serta tidak agresif. 

    Masyarakat yang menjunjung tinggi kolaborasi dan menghindari kompetisi dan konflik cenderung tenang dan teratur, dengan sedikit tekanan emosi atau rasa tidak aman, serta relatif rendah tingkat perubahan sosialnya.

    bentuk utama dari proses interaksi sosial sebab intinya interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama. 4 macam kerjasama : 1) Kerja sama impulsif (spontaneous cooperation) -> kerjasama yang timbul secara spontan. 2) Kerja sama pribadi (directed cooperation). 3) kerjasama sebab adanya perintah atasan/penguasa. 4) Kerja sama kontrak (contractual cooperation) 

    kerjasama yang berlangsung atas dasar ketentuan tertentu yang disetujui dalam jangka waktu tertentu. Kerja sama tradisional (traditional cooperation)
    kerjasama sebab sistem tradisi yang kondusif.


    2. Persaingan/Kompetisi (Competition)

    Persaingan ialah perjuangan untuk melaksanakan sesuatu secara lebih baik dibandingkan orang atau kelompok lain dalam mencapai tujuan.

    proses adaptasi sosial dalam interaksi antarindividu dan antarkelompok untuk meredakan pertentangan.

    Tujuan fasilitas :

    mengurangi perbedaan pandangan, kontradiksi politik, atau permusuhan antarsuku atau antarnegara.
    mencegah terjadinya ledakan konflik yang mengarah pada benturan fisik.
    mengupayakan terjadinya fasilitas di antara masyarakat yang dipisahkan oleh sistem kelas atau kasta.
    mengupayakan terjadinya proses pembauran atau asimilasi di antara kelompok kesukuan atau ras.


    a. Terjadinya persaingan

    Persaingan terjadi apabila pemenuhan kebutuhan dan cita-cita orang/kelompok tidak cocok dengan kebutuhan atau cita-cita orang/kelompok lain. Persaingan hanya akan muncul apabila:

    Sesuatu diharapkan dan diinginkan oleh dua atau lebih pihak.
    Tersedia dalam jumlah yang terbatas sehingga tak semua kebutuhan dan cita-cita sanggup dipenuhi.


    Kedua syarat itu harus ada biar terjadi persaingan. Kita semua membutuhkan udara. Namun sebab udara tersedia tanpa batas, maka kita tidak pernah bersaing memperebutkannya. Demikian juga tidak semua orang mempunyai tanda tangan yang diperjual belikan di toko-toko, tetapi kelangkaan itu tidak menjadikan persaingan sebab tidak ada yang menginginkan tanda tangan kalau pemiliknya bukan artis atau tokoh yang diidolakan. Hal ini berbeda dengan jabatan yang tersedia di pemerintahan. Jumlah jabatan pada pemerintahan terbatas, sehingga menjadikan persaingan di antara para PNS yang menginginkannya.

    b. Mengurangi atau menghilangkan persaingan


    Persaingan sanggup dikurangi atau dihilangkan dengan memenuhi kelangkaan atau diferensiasi. Diferensiasi ialah proses membuat hal-hal yang berlainan sehingga mendorong orang atau kelompok untuk menginginkan hal yang berbeda daripada hal yang sama. Dokter dan pengacara tidak akan bersaing memperebutkan pekeraan yang sama. 

    Dua rumah makan tidak perlu bersaing atas pelanggan yang sama bila masing-masing mempunyai sajian utama yang berbeda. Pihak-pihak yang bersaing tidak perlu rnempunyai kontak satu sama lain dan tidak perlu tahu bahwa mereka sedang bersaing. Contoh, persaingan antar-sesama orang yang memasukkan lamaran pekerjaan di satu kantor. Para pelamar tidak saling kenal satu sama lain dan juga tidak pernah kontak satu sama lain.


    Di lain pihak, juga ada persaingan yang melibatkan kontak di antara para kompetitor, kesadaran bersaing dinyatakan secara terbuka dan secara sengaja. Contoh, persaingan antarpeserta turnamen bola basket SMU seKabupaten/Provinsi dan lain sejenisnya.

    c. Akibat suatu persaingan

    Pribadi yang dihasilkan dan persaingan ialah pribadi yang “tegaan”, rakus, tidak sensitif pada orang lain, cemas, dan ketakutan. Bagi yang biasa memenangkan persaingan, akan menjadi pribadi yang mandiri, berinisiatif, percaya diri, dan mempunyai ambisi. Bagi yang terbiasa gagal bersaing, cenderung menjadi pribadi yang selalu merasa tak berdaya, frustasi, apatis, dan menarik diri. Secara sosial, persaingan berfungsi sebagai sarana mengalokasikan hal-hal yang langka. Persaingan dalam kelompok akan mengancam solidaritas dan kesatuan kelompok. Namun, persaingan antarkelompok justru meningkatkan kesatuan dan kesetiaan dalam masing-masing kelompok yang bersaing. Persaingan juga sanggup mendorong penemuan dan perubahan sosial.


    3.Konflik/Pertentangan (Conflict)


    Konflik ialah proses di mana orang atau kelompok berusaha memperoleh sesuatu (imbalan tertentu) dengan cara melemahkan atau menghilangkan pesaing atau kompetitor lain, bukan hanya mencoba tampil lebih baik menyerupai dalam kompetisi. Konflik sanggup bersifat terbuka dan memakai kekerasan menyerupai perkelahian, pengeboman, dan pembakaran, dan sanggup juga terjadi secara tersembunyi dengan memakai jasa “dukun santet”, tipu daya, atau pihak ketiga.


    a. Terjadinya konflik


    Kompetisi tidak terjadi dikala sebuah toko meningkatkan pelayanannya dibanding toko-toko sekitarnya, namun konflik terjadi bila pemilik toko memperabukan toko lain, menyuap petugas biar menyegel toko lain, atau berbagi fitnab wacana toko lain. Perang harga, di mana salah satu pedagang menjual barang di bawah biaya produksi hingga pedagang lain yang modalnya terbatas


    bangkrut, juga termasuk dalam kategori konflik. Konflik antarpribadi bersifat personal, sedang konflik antarkelompok bersifat impersonal. Artinya, dalam konflik antarkelompok, target konflik bukan masing-masing individu anggota kelompok melainkan kelompok sebagai keseluruhan.


    b. Akibat konflik


    Interaksi sosial yang diwarnai konflik terus-menerus sanggup berakibat positif dan negatif. Akibat negatif akan melahirkan kepribadian yang membenci musuh, kejam, “tegaan”, dan sulit memahami. Sementara jawaban positif contohnya bersedia berkorban demi kelompok dan meningkatkan kesatuan atau solidaritas kelompok.


    c. Fungsi konflik


    Secara sosial, konflik sanggup berfungsi:


    • merumuskan dan menuntaskan persoalan;


    • meningkatkan kesatuan, solidaritas, dan kehendak untuk berkorban bagi kelompok (bagi masing masing kelompok yang berkonflik);

    • mempercepat perubahan sosial.

    4. Akomodasi (Accommodation)

    Akomodasi ialah proses mencapai persetujuan sementara di antara pihak-pihak yang sedang atau mempunyai potensi untuk berkonflik. Bentuk-bentuk dan fasilitas adalah:

    a. Pengalihan target (Displacement)

    Displacement ialah penyelesaian konflik dengan cara menggantikannya dengan konflik lain. Negara yang mengalami banyak pertikaian dalam negeri, sanggup melaksanakan perang dengan negara lain, biar rakyatnya memindahkan target konflik mereka ke luar negeri. Seorang suami yang terlibat konflik dengan istrinya di rumah, sanggup mengalihkan konfliknya dengan memarahi (menciptakan konflik dengan) pegawainya di kantor. Sebaliknya pegawai di kantor yang dirnarahi (konflik dengan) atasannya, sanggup memindahkan konflik ke istrinya di rumah. Displacement tidak memecahkan konflik lama, hanya memindahkan kemarahan seseorang ke dalam konflik gres sehingga konflik usang tak muncul lagi.


    b. Subordinasi

    Subordinasi ialah bentuk fasilitas di mana pihak yang lemah mendapatkan kehendak pihak yang kuat. Misalnya, tentara yang kalah perang menyerahkan diri sebagai tawanan pihak yang menang. Atau keputusan para buruh untuk menghentikan pemogokan dan kembali bekerja walaupun pihak perusahaan tidak bersedia memenuhi tuntutan mereka.


    c. Kompromi

    Kompromi ialah proses penyelesaian kasus di mana kedua belah pihak saling menawarkan konsesi (persetujuan tertentu atau saling memberi dan saling menerima) sehingga masing-masing pihak berada dalam kedudukan yang seimbang. Kompromi terjadi apabila kedua belah pihak sama kuatnya, sehingga tidak ada satu pihak pun yang sanggup memaksakan subordinasi. Kompromi diupayakan melalui mediasi, konsiliasi, dan arbitrase (perantara). Mediasi dan konsiliasi bermakna sama, yaitu upaya pihak ketiga untuk menolong para pihak (yang berkonflik) mencapai suatu persetujuan. Sedang dalam arbitrase, pihak penengah membuat keputusan yang disetujui oleh para pihak yang berkonflik.


    d. Toleransi

    Toleransi ialah bentuk fasilitas di mana para pihak oke untuk berinteraksi secara tenang tanpa penyelesaian duduk kasus atau perbedaan di antara mereka.

    e. Prosedur penyelesaian konflik yang melembaga. Penyelesaian konflik juga sanggup dilakukan melalui mekanisme baku yang telah dilembagakan. Dalam masyarakat tradisional, terdapat cara-cara penylesaian konflik menyerupai “perkelahian satu lawan satu”, uji fisik (berjalan di atas bara api tanpa bantalan kaki), dan lain-lain. Cara-cara tersebut juga sanggup digunakan untuk memilih benar salahnya seseorang, dan lain sebagainya. Dalam masyarakat modern, sistem peradilan berfungsi sebagai wahana penyelesaian konflik secara melmbaga.

    5. Asimilasi (Assimilation)


    Asimilasi ialah proses peleburan beberapa kebudayaan menjadi satu, sehingga akar konflik yang bersumber pada perbedaan kebudayaan terhapus. Misalnya, keluarga pendatang yang sehabis beberapa generasi menyerap budaya penduduk ash, dan sekaligus memberi sedikit unsur budayanya kepada penduduk asli. Jika tidak adam perbedaan ras atau agama yang mencolok, biasanya para pendatang akan terasimilasi secara budaya dan diterima secara sosial.


    Demikian artikel tentang Bentuk-bentuk Interaksi Sosial semoga bermanfaat bagi kita semua. sekian dan terima kasih.

    (Sumber : sosiologi, Hal : 72-77, penerbit : phibeta. 2006.jakarta. Penulis : Saptono)