Pengertian Siklus Akuntansi Beserta Contohnya

Daftar isi :

    Kali ini kita akan membahas tentang contoh siklus akuntansi secara lengkap dimulai dari pengertian pengantar dan juga 11 siklus dasar akuntansi. Perlu kalian ketahui bahwa Siklus akuntansi merupakan suatu  proses penyusunan laporan keuangan yang sanggup dipertanggungjawabkan dan juga diterima.

    Banyak sekali perusahaan terutama untuk perusahaan kecil dan juga menengah yang mencatat keuangan hanya sebatas mencatat jumlah pengeluaran dan pemasukan secara sederhana.

    Informasi belum sanggup dijadikan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan operasional usaha.

    Informasi akuntansi sanggup dihasilkan melalui siklus akuntansi tersebut.


    Pengertian Siklus Akuntansi

    Siklus akuntansi yaitu sebuah Informasi berupa laporan keuangan yang dihasilkan melalui proses akuntansi yang panjang.

    Pada proses tersebut terdapat tahap-tahap yang harus dipenuhi untuk mendapat hasil laporan yang baik, valid dan juga akuntabel. Tahap-tahap itulah yang kemudian disebut dengan siklus akuntansi.

    Siklus akuntansi yaitu sebuah proses penyusunan suatu laporan keuangan yang sanggup dipertanggungjawabkan dan diterima secara umum.

    Prinsip-prinsip serta kaidah akuntansi, prosedur-prosedur, metode-metode serta teknik-teknik dari segala sesuatu yang dicakup dalam ruang lingkup akuntansi dicatat dalam suatu periode tertentu.

    Pada umumnya, siklus akuntansi selalu dimulai dari transaksi hingga pada pembuatan laporan keuangan dari sebuauh perusahaan tersebut. Dilanjutkan dengan adanya saldo yang ditutup dengan jurnal epilog atau hingga pada jurnal pembalik.


    Tujuan Pokok Akuntansi

    Tujuan pokok akuntansi yaitu untuk sanggup menyediakan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan sebuah keputusan. Untuk sanggup menghasilkan informasi yang kita inginkan, akuntan melaksanakan serangkaian kegiatan berupa pengumpulan dan pengolahan data akuntansi secara sistematik selama periode berjalan, biasanya selama satu tahun. Aktivitas pengumpulan dan juga pengolahan data akuntansi secara sistematik dalam satu periode akuntansi tersebut dikenal dengan proses akuntansi atau siklus akuntansi.


    Siklus Akuntansi

    Menurut Harnanto (2002), siklus akuntansi yang lengkap terdapat dalam 11 tahap, tetapi dua tahap diantaranya bersifat opsional. Di bawah ini merupakan beberapa tahapan dalam siklus akuntansi.


    1. Identifikasi Transaksi

    Langkah pertama dalam siklus akuntansi yatu mengidentifikasi transaksi. Akuntan harus mengidentifikasi transaksi sehingga sanggup dicatat dengan baik dan benar. Tidak semua transaksi sanggup dicatat, transaksi yang sanggup dicatat yaitu transaksi yang menjadikan perubahan posisi keuangan perusahaan dan sanggup dinilai ke dalam unit moneter secara objektif.

    Selain itu, transaksi yang akan dicatat juga harus mempunyai bukti, jikalau tidak ada bukti maka transaksi tidak sanggup dicatat dan juga dilaporkan dalam laporan keuangan. Bukti transaksi pada umumnya berupa kuitansi, nota, faktur, bukti kas keluar, memo pembatalan piutang dan lain sebagainya. Bukti-bukti tersebut tentu saja harus sah dan juga diverifikasi.


    2. Analisis Transaksi

    Setelah mengidentifikasi transaksi, akuntan harus memilih pengaruhnya terhadap posisi keuangan. Untuk memudahkan, Anda sanggup memakai persamaan matematis: Aktiva = Kewajiban + Ekuitas. Sistem pencatatan yaitu double-entry system, yaitu setiap transaksi yang dicatat akan berefek terhadap posisi keuangan didebit dan dikredit dalam jumlah yang sama. Sehingga setiap transaksi menghipnotis sekurang-kurangnya dua rekening pembukuan.


    3. Pencatatan Transaksi Kedalam Jurnal

    Setelah informasi transaksi dianalisis, kemudian dicatat secara runtut di buku jurnal. Jurnal yaitu suatu catatan kronologis ihwal transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu periode akuntansi. Proses pencatatan transaksi kedalam jurnal disebut penjurnalan (journalizing). Terdapat dua macam jenis jurnal, jurnal umum dan jurnal khusus.

    Jurnal umum dikenal dengan istilah jurnal saja. Biasanya pencatatan transaksi dimasukan kedalam satu rekening yang didebit dan satu rekening dikredit. Sedangkan, jurnal khusus, diselenggarakan untuk meningkatkan efisiensi pencatatan terhadap transaksi yang berulang. Contohnya menyerupai jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan kas, dan lainnya.


    4. Posting Buku Besar

    Langkah selanjutnya yaitu mem-posting transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal ke dalam buku besar. Buku besar yaitu kumpulan rekening-rekening pembukuan yang masing-masing dipakai untuk mencatat informasi ihwal aktiva tertentu.

    Pada umumnya, perusahaan mempunyai daftar susunan rekening-rekening buku besar yang disebut chart of accounts. Masing-masing rekening biasanya diberi nomor kode, untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan menciptakan cross-reference dengan pencatatan transaksi di dalam jurnal.


    5. Penyusunan Neraca Saldo

    Neraca saldo yaitu daftar saldo rekening-rekening buku besar pada periode tertentu. Cara menyusun neraca saldo sangat mudah, Anda hanya perlu memindahkan saldo yang ada di buku besar ke dalam neraca saldo untuk disatukan. Saldo pada neraca saldo harus sama jumlahnya. Jika jumlah saldo debit tidak sama dengan jumlah yang ada di kredit maka dikatakan bahwa neraca saldo tidak seimbang, masih ada kesalahan. Jika demikian, maka akuntan harus mencari kesalahan yang terjadi sebelum laporan disusun.


    6. Penyusunan Jurnal Penyesuaian

    Jika pada tamat periode akuntansi, terdapat transaksi yang belum dicatat, atau ada transaksi yang salah, atau perlu diubahsuaikan maka dicatat dalam jurnal penyesuaian. Penyesuaian dilakukan secara periodik, biasanya ketika laporan akan disusun.

    Pencatatan adaptasi sama menyerupai pencatatan transaksi umumnya. Transaksi adaptasi dicatat pada jurnal adaptasi dan kemudian dibukukan kedalam buku besarnya. Setelah itu saldo yang ada di buku besar siap disajikan dalam laporan keuangan. Dengan kata lain, hasil tamat proses akuntansi yaitu laporan keuangan yang disusun secara akrual basis.


    7. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

    Pada tahap ini, Anda hanya perlu menyusun neraca saldo kedua dengan cara memindahkan saldo yang telah diubahsuaikan pada buku besar ke dalam neraca saldo yang baru. Saldo dari akun-akun pada buku besar dikelompokan kedalam kelompok aktiva atau pasiva. Saldo antara kelompok aktiva dan pasiva pada neraca saldo ini juga harus seimbang. Namun, ingat saldo yang seimbang belum tentu benar tetapi saldo yang benar niscaya seimbang.


    8. Penyusunan Laporan Keuangan

    Berdasarkan informasi pada neraca saldo sesudah penyesuaian, tahap selanjutnya yaitu menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan yang disusun seperti:

    a.) Laporan keuntungan rugi, untuk menggambarkan kinerja perusahaan.
    b.) Laporan perubahan modal, untuk melihat perubahan modal yang telah terjadi.
    c.) Neraca, sanggup dipakai memprediksi likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas.
    d.) Laporan arus kas, memperlihatkan informasi yang relevan mengenai kas keluar dan kas masuk pada periode berjalan.


    9. Penyusunan Jurnal Penutup

    Setelah menciptakan laporan keuangan, akuntan harus menciptakan jurnal penutup. Jurnal epilog hanya dibentuk pada tamat periode akuntansi saja. Rekening yang ditutup hanya rekening nominal atau rekening laba-rugi. Caranya yaitu dengan me-nol kan atau menciptakan nihil rekening terkait. Rekening-rekening nominal harus ditutup sebab rekening tersebut dipakai untuk mengukur kegiatan atau fatwa sumber-sumber yang terjadi pada periode berjalan. Pada tamat periode akuntansi, rekening nominal sudah selesai menjalankan fungsinya sehingga harus ditutup. Selanjutnya, pada periode berikutnya sanggup dipakai kembali untuk mengukur kegiatan yang gres dan mulai terjadi.

    10. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan (Opsional)

    Pada langkah ini, akuntan menyusun neraca saldo sesudah penutupan. Neraca saldo ini yaitu daftar saldo rekening-rekening buku besar sesudah dibuatnya jurnal penutup. Oleh sebab itu neraca saldo ini hanya memuat saldo rekening-rekening permanen saja.

    Tujuan pembuatan neraca saldo sesudah penutupan yaitu untuk memperoleh akidah bahwa saldo yang seimbang sudah benar. Sehingga penyusunan neraca saldo ini tidak wajib hanya bersifat opsional.


    11. Penyusunan Jurnal Pembalik (Opsional)

    Tujuan jurnal pembalik yaitu menyederhanakan mekanisme pencatatan transaksi-transaksi tertentu yang terjadi secara repetitif pada periode berikutnya. Karena tujuannya untuk menyederhanakan maka tahap terakhir ini juga bersifat opsional.

    Jurnal pembalik biasanya dibentuk pada awal periode berikutnya. Caranya dengan menciptakan jurnal pembalik dari jurnal adaptasi yang telah dibuat. Dengan kata lain membalikan akun yang telah dibentuk pada jurnal adaptasi dari yang awalnya debit menjadi kredit dan dari yang awalnya kredit menjadi debit.

    Pemanfaatan teknologi komputer sangat berdampak konkret pada kegiatan akuntansi. Siklus akuntansi yang panjang sanggup dibentuk dengan gampang dan cepat dengan pemberian software akuntansi online. Jurnal merupakan salah satu software akuntansi berbasis Cloud yang sanggup membantu Anda melaksanakan proses akuntansi dengan cepat, mudah, dan aman.

    Anda hanya perlu memasukan data-data akuntansi perusahaan, maka secara otomatis Jurnal akan memprosesnya dan menghasilkan laporan keuangan yang Anda inginkan. Selain itu, jurnal juga mempunyai fitur-fitur lain untuk membantu Anda mengelola keuangan perusahaan. Untuk melihat fitur yang tersedia klik di sini.


    Kapan Waktu Siklus Akuntansi Berlangsung?

    Siklus akuntansi dimulai dan selesai dalam periode akuntansi, waktu di mana laporan keuangan disusun. Dalam konsep akuntansi, periode akuntansi bervariasi dan bergantung pada banyak sekali faktor.

    Namun, jenis periode akuntansi yang paling umum yaitu periode tahunan. Selama siklus ini berlangsung, banyak transaksi terjadi dan dicatat. Pada tamat tahun, laporan keuangan umumnya disiapkan. Entitas publik wajib menyerahkan laporan keuangan pada tanggal tertentu.


    Pentingnya Mengetahui Dasar-dasar Akuntansi

    Untuk sepenuhnya memahami siklus ini, penting untuk mempunyai pemahaman yang besar lengan berkuasa ihwal prinsip-prinsip akuntansi dasar. Anda harus tahu ihwal ratifikasi pendapatan (ketika perusahaan sanggup mencatat pendapatan penjualan), prinsip pencocokan (pencocokan biaya dengan pendapatan), dan prinsip akuntansi akrual.

    Konsep-konsep dasar ini akan memungkinkan Anda untuk membangun laporan keuntungan rugi, neraca, dan laporan arus kas, yang merupakan langkah paling penting dalam siklus akuntansi.

    Demikianlah sedikit informasi ihwal siklus akuntansi supaya dengan adanya artikel diatas sanggup menambah ilmun dan juga wawasan kalian semua ihwal ilmu akuntansi terutama ihwal siklus akuntansi. Sekian dan terimakasih.