Arti, Makna, Fungsi Dan Jenis Jenis Api Dalam Upacara Yajna

Daftar isi :
    DEPELIAR – Berbicara perihal yajna, maka tentu tidak lepas dari sarana atau peralatan yang diharapkan dalam upacara yajna (korban suci). Sarana sanggup dikatakan sebagai penentu utama berhasil tidaknya suatu upacara yang dilaksanakan oleh umat Hindu. Sebab Sarana yaitu media konsentrasi untuk sanggup mendekatkan diri dengan Brahman (Sang Hyang Widhi) serta manisfestasinya yang dipuja.

    Selain digunakan sebagai media untuk menghubungkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, penggunggunaan sarana juga sanggup membuat hubungan serasi antara lingkungan, sesame manusia, tumbuh-tumbuhan, para pitara (roh suci leluhur) serta keharmonisan lainya dalam kehidupan di dunia ini. 

    Setiap sarana yang digunakan dalam upacara yajna tentunya mempunyai arti, fungsi, dan makna masing-masing. Baik dari segi nilai kesucian, kemulian, dan nilai spiritual. Dari setiap sarana yang dipergunakan, tuntunya kita mempunyai suatu keinginan suci. Untuk itu, sangat penting untuk mengetahui setiap arti, fungsi dan makna dari setiap sarana yang dipergunakan dalam upacara yajna. Sebab tampa mengetahui, arti, fungsi dan makna dari setiap sarana yang digunakan, maka tidak mungkin keinginan kita sanggup tercapai menyerupai disebutkan dalam Manawa Dharmasastra 3.97:

    “Nasyanti hawwyah kawyani naranamawijajanatam, bhasmi bhutesu wipresu mohad dattani datrbhid”

    Terjemahan:
    “Persembahan kepada Dewa dan Leluhur yang dilakukan oleh orang yang tidak tahu peratunyanya  yaitu sia-sia, bila memberi lantaran kebodohanya memperlihatkan bagianya kepada Brahmana, persembahannya tidak ada bedanya dengan abu.”

    Dari sloka yang diambil dari Manawa Dharmasastra 3.97 diatas, sanggup disimpulkan bahwa wajib hukumnya untuk mengetahui tujuan dan makna upacara yajna yang dilaksanakan biar tidak sia-sia. Untuk itu melalui artikel ini, mutiara hindu akan membahas arti, fungsi dan makna api dalam upacara yajna.

    Arti, Makna dan Fungsi Api

    Api merupakan salah satu sarana yang sangat penting dalam upacara agama Hindu. Penggunaan api sangat banyak kita jumpai sesuai dengan jenis yajna yang dilaksanakan. Ada yang memakai dupa, dipa, api, takep, pasepan dan lainya sebagainya.

    Dhupa atau dupa yaitu nyala bara yang berisi wangi-wangian atau astanggi yang digunakan dalam upacara dan untuk menuntaskan upacara. Dipa yaitu api yang nyalanya sebagai lampu yang terbuat dari minyak kelapa. Api takep yaitu api sebagai sara upacara dengan nyala bara yang terbuat dari kulit kelapa yang sudah kering (sabut kelapa). Pasepan yaitu api sebagai nyala bara yang ditaruh diatas daerah tertentu atau dulang kecil yang di isi dengan potongan kayu kering yang dibentuk kecil-kecil. Kayu yang dipergunakan biasanya yang harum menyerupai kayu menyan, cendana, kayu majegau,  dan lainya. Semua penggunaan api diatas mempunyai makna tertentu. (Susila, dkk. 2009:77)

    Dupa merupakan lambing karakter tattwa, dan dipa yaitu lambang sakti tattwa. Dijelaskan arti dupa bahwa:

    “wijil ing dhupa sakeng wisma, dipa sakeng Ardha candra landepi sembah”. 

    Terjemahan:
    “bahwa tajamnya sembah sakti itu (dengan) dhupa yang tercipta dan Wisma (sarwa alam) dan dipa yang terdiri dan Ardha Candra (bulan sabit) atau dengan istilah lain bahwa terwujudnya cipta pujaan itu akan sanggup diintensifkan dengan mempergunakan dhupa dan dipa itu:” (Wedaparikrama:103)

    Penggunaan api sebagai sarana upacara agama juga disebut dengan agni. Peranan api dalam upacara agama sangat penting sekali menyerupai dijelaskan dalam Wedaparikrama:44-45, bahwa api yaitu pengantar upacara yang menghubungkan antara insan dengan Sang HYang Widhi Wasa, Agni yaitu Dewa yang mengusir Raksasa dan aben habis semua mala sehingga menjadikanya suci, Agni yaitu pengawas watak dan saksi yang abadi, agnilah yang menjadi pemimpin upacara Yajna yang sejadi berdasarkan Veda. 

    Dikatakan bahwa suatu upacara yajna belum lengkap bila tidak ada unsur api di dalamnya, lantaran dengan api umat Hindu sanggup melakukan upacara dengan sempurnah, api untuk penyucian, sanggup menghalau roh-roh jahat atau mendatangkan pengaruh-pengaruh baik lantaran api sebagai pengantar, sebagai pemimpin upacara dan juga saksi.

    Dalam agama Hindu api yang sangat diharapkan yakni api yang mengeluarkan asap harum, dan yang tidak diharapkan api yang terbuat dari lilin lantaran tidak mengeluarkan asap berbau harum. Sedangkan untuk Dipa, Dupa, dan lainya memang sudah dirangkai khusus biar mengeluarkan bauh harum yang dilengkapi dengan kemenyn, gula, kulit duku, kayu cendana, kayu majegau dll.

    Jenis-Jenis Api Dalam Upacara Yajna Agama Hindu 

    Berdasarkan beberapa sastra ada beberapa jenis pembagian api dalam upacara yajna yaitu sebagai berikut:

    Api yang ada di dapur
    Api yang ada pada diri manusia
    Api yang ada pada Matahari

    Dari semua jenis api diatas, mempunyai tugas yang sangat penting dalam kehidupan insan baik dalam keseharian, kehidupan social maupun budaya dan keagamaan. Dalam Kitab Sarasamuccaya: 59 dijelaskan tiga jenis api menyerupai berikut:

    “---Taat mengadapan puja kepada tiga api suci, yang disebut Tryagni: yaitu tiga api suci, perinciannya adalah: ahawaniya, garhaspatya, dan citagni, ahawaniya artinya api tukang masak untuk memasak makanan, garhaspatya artinya api upacara perkawinan,itulah api yang digunakan saksi pada waktu perkawainan dilangsungkan, Citagni artinya api untuk aben mayat, itulah yang disebut tiga api suci---“

    Dari kutipan Kitab Sarasamuccaya: 59 dijelaskan tiga jenis api yang disebut Sang Hyang Tryagni diantaranya yaitu sebagai berikut:
    1. Ahawaniya, yaitu api yang dipergunakan untuk memasak
    2. Garhaspatya yaitu api upacara perkawinan
    3. Citagni yaitu api yang digunakan dalam upacara pembakaran mayat.

    Tryagni diatas merupakan sarana yang sangat penting dalam upacara agama hindu sesuai dengan yajnanya yang dilaksanakan. Api dalam istila pemikiran agama hindu juga disebut dengan Apuy, Agni, Wahni.

    Dikatakan juga bahwa api yaitu sumber kehidupan dan kekuatan Brahma untuk membuat alam semesta dan isinya. Dalam Agastya Parwa, juga dijelaskan perihal pentingnya penggunaan Dhupa (api) dalam upacara yajna seperti:

    “kita lihat orang kaya, keluarganya tidak kekuarangan suatu apa, sementara ia menikmati kebahagiannya dengan penuh kesenangan, maka ia pun di tawan orang, dirampas, dijual, dituduh berbuat dosa walaupun bergotong-royong ia tidak berdosa. Orang yang demikian di dunia, demikian tingkah lakunya dahulu gemar memuja Bhatara yang mengakibatkan bhatara menjadi suka cita. Namun karenya pemujaanya itu dahulu tampa dilengkapi dengan dupa, maka usahanya itu kehilangan makna upacara agama, lantaran tujuan adanya dupa itu yaitu untuk menjaga pahala pemujaan itu kelak.”

    Fungsi Api Dalam Upacara Yajna 

    Selain uraian di atas berikut ada beberapa klarifikasi perihal pentingnya api dalam dalam upacara yajna agama hindu. Aka diuraikan sebagai berikut:
    1. Api sebagai pendeta pemimpin upacara (Pejelasan baca: Isa Upanisad. 18, Reg Veda Mandala I)
    2. Api sebagai mediator pemuja dan yang dipuja (Penjelasan baca:Mds.I.23, Bhagavad Gita IV.24-25)
    3. Api sebagai pembasmi segala kekotoran dan pengusir roh jahat (Penjelasan baca: Bhagavad Gita IX.26, Wedaparikrama: 102, Reg Veda Mandala I sukta sloka 5,7,10, Reg Veda Mandala I,12.5, Reg Veda Mandala I.12.7, Reg Veda Mandala I.12.10, Lontar Sundarigama,)
    4. Api sebagai saksi upacara dalam kehidupan. (Penjelasan baca: Upadeca.7, Agama Hindu II, Gd. Pudja, M.A., S.H., 167-168)

    Demikianlah uraian singkat perihal pentingnya api dalam upacara yajna. Sebenarnya sangat banyak sastra-sastra atau kita suci veda yang mengulas perihal pentingnya penggunaan api dalam upacara Yajna, tetapi dalam artikel ini hanya dijelaskan secara singkat.

    Reff:
    Susila, I Nyoman, dkk. 2009. Materi Acara Agama Hindu. Jakarta: Depag RI Dirjen Bimas Hindu
    Transkripsi Lontar Sundari Gama, UNHI Dempasar
    Beberapa sumber kitab suci hindu menyerupai yang tertera di setiap sloka.