Macam-Macam Jenis Air Suci Tirta Dalam Upacara Yajna Agama Hindu

Daftar isi :
    DEPELIAR – Telah dibahas sebelumnya bahwa Tirtha ialah air suci yang dipergunakan oleh umat Hindu sebagai sarana persembahyangan. Air suci ini mempunyai nilai religius dan kekuatan magis dikarenakan telah diberi matra oleh para Sulinggi (pandita), Pemangku, atau balian atau Sang Yajmana.

    Kemudian dalam Lontar Adi Parwa dikatakan bahwa tirta Amrta ialah air suci kehidupan yang infinit yang muncul dari Ksirarnawa ketika perputaran Gunung Mandara Giri. Air tirta ini mempunyai fungsi masih-masing sesuai dengan jenisnya menyerupai dalam penyucian, pengurip alam ciptaan, tirta sebagai pemelihara dan lain sebagainya. Apa pun jenis-jenis tirta tersebut ialah sebagai berikut:

    Jenis-Jenis Air Suci Tirta

    Dilihat dari cara memperolehnya, tirta sanggup dibedakan menjadi dua macam. Ada pun kedua macam tirta tersebut ialah sebagai berikut:
    1. Tirta atau air suci yang dibentuk sendiri oleh Pandita atau Sulinggih
    2. Tirta atau air suci yang diperoleh melalui memohon oleh pemangku/ dalang/ balian atau Sang Yajmana.

    Jika kita perhatikan dalam kaitanya dengan Panca Yajna, maka jenis-jenis tirta sanggup dibedakan menjadi enam macam yaitu:
    1. Tirta pencucian yaitu air suci yang dipakai untuk mensucikan atau membersikan sarana (bebanten) upakara dan diri insan sebelum melaksanakan persembahyangan. Pada umumnya di akal-akalan tirtah pencucian diletakkan di depan pintu masuk atau di akrab daerah dupa dan sentang.
    2. Tirta pengelukatan yaitu air suci yang fungsinya dipakai pada penglukatan atau pensucian alat upacara, bangunan atau diri manusia. Selain itu tirtha ini, biasanya dipergunakan untuk mensucikan canang dan banten dengan cara percikan tiga kali. Tirta ini pada umumnya di sanggup dari para pandita dan telah di pasupati.
    3. Tirta Wangsuhpada juga disebut dengan banyun cokor atau kekuluh yaitu jenis tirta yang dipakai pada selesai persembahyangan. Tirta ini sebagai simbol sembah dan bhakti kita kepada Tuhan semoga diberikan anugra berupa air suci kebahagian.
    4. Tirta Pemanah yaitu yaitu jenis tirta yang dipakai pada dikala memandikan jenazah. Tirta ini diperoleh dari air suci pada dikala upakara Ngening.
    5. Tirta Penembak yaitu jenis tirta air suci yang dipakai dikala memandikan mayat yang maknanya mensucikan tubuh mayat secara lahir dan batin.
    6. Tirta Pengentas yaitu tirta yang fungsinya untuk tetapkan hubungan roh orang yang meninggal dengan badannya semoga cepat melupakan keduniawian. Tirta ini merupakan penentu utama berhasilnya suatu upacara ngaben. Tirta Pengentas pada umumnya dibentuk oleh sulinggih.

    Kalau dilihat dari penggunaannya pada persembahyangan agama Hindu sehari-hari, tirta sanggup dibedakan menjadi tiga jenis diantanya:
    1. Tirtha Kundalini yaitu tirta yang dipercikan ke tubuh sebanyak tiga kali ketika persembahyangan.
    2. Tirtha Kamandalu yaitu tirta yang diminum.
    3. Tirtha Pawitra Jati yaitu tirta yang diraup ke muka atau kepala sebanyak tiga kali.

    Kemudian dalam pustaka Purwa Bhumi, ada disebutkan lima jenis Tirtha yang terdapat di lima gunung atau Panca Giri, sebagai berikut:
    1. Tirtha Sveta Kamandalu di Gunung Indrakila, dijaga oleh Indra dan Sang Hyang Iswara atau Sadyijata
    2. Tirtha Ganga Hutasena di Gunung Gandharnadana, dijaga oleh Barna Dewa
    3. Tirtha Ganga Sudha-Mala di Gunung di Gunung Pgat atau Udaya, dijaga oleh Tatpurusa
    4. Tirtha Ganga Amrta-Sanjivani di Gunung Rsymukka di jaga oleh Aghora
    5. Tirtha Ganga Amrta-Jiva di Gunung Kailasa dijaga bersama Ardhanareswari.

    Panca Tirtha tirta diatas sanggup diperoleh di lereng Panca Giri. Ada pun fungsinya ialah dipakai untuk menyucikan Bhuta dan Kala, terutama pada hari Raya Nyepi, dan juga dilakukan menjelang upacara-upacara penting lainya dalam rangkaian pelaksanaan Yajna umat Hindu.


    Reff:
    Tim Penyusun dan Peneliti Naskah. _.Weda Kuning 100-101.
    Susila, I Nyoman, dkk. 2009. Materi Acara Agama Hindu. Jakarta: Depag RI Dirjen Bimas Hindu