Sejarah Pura Aditya Jaya Rawamangun, Jakarta Timur

Daftar isi :
    DEPELIAR -- Siapa yang tidak kenal dengan Pura Aditya Jaya Rawamangun. Sebuah pura terbesar di Jakarta dan merupakan sentra perkumpulan umat Hindu Sejabotabek. Pura yang lebih terkenal dikalangan anak gampang dengan nama PAJ ini, terletak di Jalan Daksinapati Raya, RT.11/RW.14, Rawamangun, RT.11/RW.14, Rawamangun, RT.11/RW.14, Rawamangun, Kota Jakarta Timur.

    Sejarah Pura Rawamangun

    Menurut sejarah, pada tahun 1960 an, umat Hindu DKI Jakarta yang tergabung dalam Suka Duka Hindu Bali (SDHB) {yang telah berganti menjadi Suka Duka Hindu Dharma (SDHD)} berniat untuk membangun tempat ibadah Pura dan Yayasan Pitha Maha di Jakarta. Kala itu, masa kepemimpinan Presiden pertama Republik Indonesia, Dr. Ir. H. Soekarno (periode 1945–1966). 

    Akhirnya Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu, Ida Bagus Mantra dan Ida Bagus Manuaba (ketua Pitha Maha yang juga anggota Dewan Konstituante), Menteri Koordinator I Gusti Subania, anggota DPRD DKI Jakarta I Nyoman Wiratha memberikan niat baik tersebut ke Presiden.

    Menanggapi hal itu, laki-laki yang bersahabat disapa Bung Karno tersebut, pribadi menyambut baik dan memperlihatkan tanah di Lapangan Banteng bagi umat Hindu. Namun entah kenapa pembangunnan pura di Banteng dinyatakan Batal. Dua tahun lalu yakni tahun 1962-an, presiden kembali memperlihatkan tanah yang berbeda yakni di Ancol, tetapi proposal tersebut pribadi ditolak oleh umat Hindu. Sebab pada ketika itu, kawasan Ancol berlupur serta berbau tak sedap, tidak menyerupai kini ini.

    Tahun 1972, Menteri Pekerjaan Umum (PU), Ir Sutami kembali memperlihatkan tanah Dept. PU cq Ditjen Bina Marga di Jakarta Timur tepatnya Jalan Daksinapati Raya, Rawamangun depan Lapangan Golf . Dengan pertimbangan yang matang, umat hindu risikonya tetapkan bahwa lokasi tersebut sempurna untuk pembangunan Pura Aditya Jaya Rawamangun yang kini sanggup kita lihat. Keputusan ini diperkuat dengan surat No. 36/KPTS/1976 wacana izin penggunaan tanah Dept. PU cq Ditjen Bina Marga yang diterbitkan oleh Ir Sutami di dukung Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta kala itu.

    Peletakan Batu Pertama Pura Aditya Jaya Rawamangun

    Pembangunan Pura Aditya Jaya Rawamangun melewati 7 tahap. Peletakan watu pertama dimulai pada tahun 1972, dan gres selesai pada tahun 1997. Pura Aditya Jaya, dibagi menjadi tiga potongan yakni Nista Mandala ialah kawasan paling luar, Madya Madala ialah potongan tengah dan Utama Mandala atau potongan Tengah.

    Dibagian luar (Nista Mandala) dipakai sebagai tempat acara menyerupai memasak, basuh tangan dan kaki sebelum sembahyang dan beberapa acara lainya. Kemudian pada potongan tengah atau Madya Madala dipakai sebagai tempat dupa, bunga, sentang dan beberapa acara lainya. sedangkan pada Utama Mandala atau potongan Tengah dipakai khusus untuk persembhayangan.

    Pura Aditya Jaya mempunyai dua pintu masuk yang pertama di Jalan Daksinapati Raya No 10 dan di pintu Depan Jalan Tol Cawang-Tanjung Priok.

    Sumber:

    Tugas Kelompok STAH DNJ (Wawancara)
    Pemuda balkar, 2015. Sejarah Pura Aditya Rawamangun, Online. Diakses. 22 Pebruari 2018 Pukul 13:22 Wib.