Korupsi Berdasarkan Perspektif Hindu Dan Hukumnya

DEPELIAR – Secara etimologi Korupsi dalam bahasa Yunani berarti “corruplate” yang artinya  mengambil atau mencuri barang orang lain tampa ijin sang pemilik. Dalam bahasa latin Korupsi sama dengan “Corruptio” yang artinya rusak atau amis atau menyogok, memutar balikkan, menggoyahkan. 

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI.Online) Korupsi yaitu penyelewengan atau penyalagunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan dsb) untuk laba pribadi atau orang lain. (KBBI Daring, Online. Diakses tanggal 14 Februari. Pukul 12:58 Wib)

Dari klarifikasi diatas, mutiara hindu dapat  menyimpulkan bahwa Korupsi ialah tindakan mencuri, mengambil, merusak, barang orang lain tampa sehingga merugikan orang lain.

Korupsi Menurut Pandangan Hindu

Korupsi dalam agama hindu sanggup dipandang sebagai tindakan yang melawan Dharma atau Hukum Rta. Dalam konsep Tri Kaya Parisudha, maka korupsi ialah tindakan yang tidak benar lantaran melanggar Manacika (berfikir yang benar), Wacika (berkata yang benar) dan Kayika (berbuat yang benar).

Kemudian kalau kita memperhatikan etimologi diatas korupsi ialah cuilan dari Panca Ma yaitu lima tindakan (perbuatan) yang sanggup menjauhkan insan dari jalan dharma sehingga terjerumus kedalam kegelapan. Ada pun dari kelima bagian-bagian Panca Ma ialah (1) Madat (mengisap candu ibarat narkoba), (2) Memunyah (mabuk-mabukan akhir minuman keras atau sejenisnya), (3) Metoh atau juga disebut Memotoh yaitu perbuatan Judi, (4) Madon (gemar bermain perempuan, memitra atau bersina), dan Mamaling (mencuri atau korupsi).

Mamaling sama halnya dengan korupsi yaitu mengambil barang orang lain tanpa sepengetahuan sang pemilik. Mamaling juga sanggup diartikan tindakan yang melanggar aturan negara maupun aturan rta lantaran merugikan orang lain.

Korupsi dalam agama hindu juga merupakan tindakan yang melanggar Catur Purusa Artha dimana seseorang harus mengutamakan Dharma (kebenaran) untuk memperoleh Artha (harta benda) dan Kama (keinginan) demi mencapai tujuan hidup yakni Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma (kebahagian di dunia dan akhirat).

Dari klarifikasi diatas sanggup disimpulkan bahwa korupsi ialah kondisi yang terbangun lantaran melawan hokum kerja (rta) dimana sang koruptor ingin mendapat sesuatu bukan dari hasil kerja keras sehingga merugikan negara. (Sri Wedari.2015:14)

Penyebab Orang Korupsi Menurut Hindu

Perbuatan korupsi di Indonesia ketika ini sangat banyak terjadi di kalangan pemerintah negara. Hal ini terjadi lantaran penggunaan wewenang dan kebijakan diluar hukum. Dampak dari hal ini ialah negara mengalami kerugian sehingga pembangunan sumber daya insan semakin terhambat. Tindakan ibarat ini tentunya tidak sesuai dengan ideology negara yakni mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tindakan kejahatan ibarat ini, bukan hal yang biasa, dalam kitab suci agama hindu telah diprediksi bahwa di Jaman Kali Yuga ini, kejahatan akan lebih banyak dari pada kebaikan dimana kejahatan 75 persen sedangkan kebaikan hanya 25 persen. Selain itu, penyebab orang korupsi yakni tidak adanya pengendalian terhadap Sad Ripu yang ada dalam diri setiap manusia. Ke enam musuh tersebut yakni (1) kama yaitu nafsu atau cita-cita yang berlebihan sehingga melampau batas kemampuan; (2) Tamak atau sifat rakus yang ada pada diri manusia; (3) Krodha yaitu sifat murka yang terlalu berlebihan; (4) Moha yaitu sifat galau atau awidya; (5) Mada yaitu sifat mabuk baik lantaran harta mau pun cita-cita atau minuman; dan (6) Matsarya yaitu sifat dengki atau iri hati.

Ke enam sifat diatas sanggup mengakibatkan runtuhnya kemulian (seperti Korupsi) manusia. Selain itu dugaan lain yang sanggup menciptakan orang korupsi yakni, bahwa lantaran tingginya tingkat materialisme tanpa adanya kendali kerohanian ataupun sentuhan spiritual. Untuk itu, perlu adanya penegakan “dharma”. Sebab,  Tanpa dharma, maka korupsi akan terus terjadi. Tanpa dharma maka insan yang menyimpang dari undang-undang, peraturan dan sebagainya. Manusia akan berhadapan dengan polisi, jaksa, hakim dan pejabat justisi lainnya.

Hukum Pelaku Korupsi Menurut Pandangan Hindu

Telah dijelaskan diatas bahwa korupsi ialah tindakan yang melawan aturan rta atau dharma. Sehingga perlu adanya penegakan kembali ibarat disebutkan dalam Bhagavad Gita IV.8 bahwa untuk menyelamatkan dunia dari kehancuran dan menegakkan kembali kebenaran (dharma), maka Tuhan sendiri akan turun kedunia.

Dari sloka diatas sanggup dijelaskan bahwa pelaku korupsi akan mendapat eksekusi dari Tuhan itu sendiri. Namun, belum dipastikan kapan ia akan mendapat eksekusi itu. Sebab dalam agama Hindu dikenal adanya tiga jenis eksekusi alam yaitu sebagai berikut:
  1. Sancita Karmaphala yaitu perbuatan kita yang kemudian masih ada sehingga memilih hidup kita sekarang. Misalnya dahulu anda melaksanakan korupsi yang merugikan negara sangat banyak, sehingga anda dipenjara, dan alhasil meninggal di dalam penjara. Pada kehidupan hari ini anda hidup menderita lantaran eksekusi terhadap anda dahulu belum selesai dan harus ditanggung dikehidupan sekarang.
  2. Prarabdha Karmaphala yaitu perbuatan kini hasilnya dinikmati sekarang. Contoh konkrit yang sanggup kita lihat yakni banyak video di media social menampilkan seseorang melaksanakan perampokan dan pada ketika lari menyelamatkan diri justru ditabrak kendaraan.
  3. Kriyamana Karmaphala yaitu perbuatan kita hari ini atau kini hasilnya akan dinikmati pada kehidupan mendatang. Misalnya ketika ini, anda melaksanakan korupsi tetapi lantaran kelicikan anda alhasil lolos dari hukuman. Pada kelahiran berikutnya anda akan mendapat kesengsaraan ibarat kekurangan ekonomi dan lainnya atau bisa saja menjadi orang hina.

Ketiga jenis eksekusi alam diatas diperkuat dengan kayakinan umat Hindu dengan adanya Hukum Karma Phala yaitu hokum lantaran akhir setiap eksekusi alam (perbuatan) akan mendatangkan hasil atau buah, apabila eksekusi alam yang diperbuat ialah eksekusi alam baik maka buah atau phala yang diperoleh ialah kebaikan. Demikian pula sebaliknya bila eksekusi alam yang dibentuk ialah eksekusi alam yang jelek maka buah Karma Phala yang diterima ialah eksekusi alam jelek yang diterimah ialah hasil keburukan.

Kemudian di dalam Sarasamuccaya 267 dikatakan bahwa 

“biarpun orang berketuruna mulia, kalau berkeinginan merampas kepunyaan orang lain, maka hilanglah kearifanya lantaran kelobaannya; apabila telah hilang kearifannya itu itulah menghilangkan kemuliaanya, keindahannya dan seluruh kemegahanya”. 

Sloka diatas mempertegas bahwa eksekusi terhadap pelaku korupsi tidak memandang status social seseorang, baik itu raja, presiden, menteri atau keturunan dari orang terpandang kalau melaksanakan korupsi, maka kemuliannya akan hilang. Hal ini dipertegas lagi di dalam Sarasamuccaya 149 yang berbunyi demikian:

“Jika ada orang yang merampas kekayaan orang lain dengan berpegang kepada kekuatannya dan banyak pengikutnya, malahan bukan harga kekayaan hasil curianya saja yang terampas darinya, tetapi juga dharma, artha dan kamanya itu turut terampas oleh lantaran perbuatanya, (yang mencuri malahan kehilangan lebih banya)”.

Sloka Sarasamuccaya 149 mempertegas bahwa seseorang yang mengambil barang orang lain atau korupsi akan mendapat eksekusi yang lebih berat dari yang dilakukan. Dikatakan berat lantaran bukan saja hartanya yang terampas tetapi juga, kehormatanya, keinginannya dan kepercayaanya. Contoh kecilnya sanggup kita lihat kini yakni pejabat korupsi yang alhasil kehilangan jabatan, kekuasaan dan kepercayaannya sesudah tertangkap kpk.

Di dalam aturan Hindu memang tidak ada aturan yang tertulis yang eksklusif menjatuhkan vonis eksekusi kepada para pelaku namun eksekusi tersebut sifatnya niskala yang kita tidak tahu kapan dan bagaimana eksekusi itu kita terima, bisa saja pada kehidupan kini bisa secara eksklusif dan bisa juga pada kehidupan yang akan datang.

Hukuman dalam veda ialah Rta dan Dharma yang keduanya merupakan aturan dalam ilmu aturan Hindu, Rta ialah aturan alam yang bersifat awet sedangkan dharma ialah aturan duniawi baik ditetapkan maupun tidak ditetapkan. 

Dari klarifikasi diatas sanggup disimpulkan bahwa hendaknya seseorang tidak melaksanakan korupsi lantaran akan berdampak pada luka yang mendalam. Dalam mencari artha dan kama harus mengutamakan dharma lantaran tidak ada artinya artha yang diperoleh menyimpang dari jalan dharma.

Reff:
Sri Wedari, Ni Nengah. 2015. Hukum Pelaku Korupsi Menurut Hindu. Dempasar: IHDN
Yani, Komang Sri. 2015. Hukum Pelaku Korupsi dalam Hindu.Mataram: STAH GDE PUDJA.
¬_. 1991. Sarasamuccaya. Jakarta: Yayasan Dharma Sarathi.



Read More

Berbisnis Berdasarkan Perspektif Agama Hindu

DEPELIAR -- Untuk membangun kehidupan yang sejahtera. di dunia ini berdasarkan aliran Hindu harus ada tiga hal pokok yang wajib dikerjakan oleh insan secara seimbang dan berkelanjutan. Tiga hal itu dalam Bhagawad Gita dinyatakan Krsi, Goraksya dan Vanijyan. Artinya bertani dalam artian luas, beternak dan berdagangUntuk menata tiga _ hal itu merupakan kewajiban para Vaisya sebagaimana dinyatakan dalam Bhagawad Gita XVIII.44. Membangun kesejahteraan dengan tiga perjuangan utama itu haruslah dilakukan sebagai suatu wujud bhakti pada Tuhan. Dengan melaksanakan perjuangan pertanian, peternakan dan perdagangan yang benar sesuai dengan norma-normanya akan sanggup mewujudkan alam yang lestari dan masyarakat yang sejahtera. Alam dan insan yaitu ciptaan Tuhan. Karena itu mewujudkan aliran Agama Hindu itu dengan asih dan punia sebagai wujud bhakti pada Tuhan. Asih pada alam lingkungan dan punia atau mengabdi pada sesama umat insan itu sebagai suatu hal yang tidak terpisah-pisah.

Mengapa dalam dunia bisnis banyak muncul masyalah lantaran antara berbisnis dan beragama diimplementasikan secara dikotomis. Berbisnis itu dianggap hanya cari laba sebanyak-banyaknya dengan segala cara. Saat beragama melaksanakan pemujaan pada Tuhan untuk mohon ampun atas segala dosa-dosa yang dilakukan dalam kegiatan bisnis. Setelah yakin mendapat ampunan dari Tuhan selanjutnya berbisnis tanpa mengikuti kaidah-kaidah bisnis yang bermoral dan berdasarkan aturan bisnis.

Jadinya permasyalahan itu timbul lantaran melaksanakan perjuangan bisnis tidak dianggap sebagai suatu wujud pengamalan aliran Agama yang dianut. Sesungguhnya berbisnis itu yaitu salah satu wujud dari pengamalan aliran Agama. Bisnis yang dilakukan berdasarkan norma-norma bisnis yang benar dan bermoral, akan sanggup menjadikan multiplayer effek ekonomi yang mengangkat harkat dan martabat manusia. Hal ini sangat ditekankan oleh setiap aliran Agama. Dengan bisnis akan terbuka lapangan kerja. Terbukanya lapangan kerja sanggup menyerap pengangguran. Ini yaitu Yadnya aktual dari mereka yang berbisnis dengan baik. Bisnis akan sanggup meberikan pajak untuk negara. Bisnis sanggup menyebarkan banyak sekali macam cabang ilmu pengetahuan. Artinya bisnis menawarkan nilai tambah pada ilmu pengetahuan. Ilmu bukan hanya untuk ilmu. Bisnis menjadikan ilmu untuk hidup. Bisnis menjadikan interaksi sosial yang luas. Bisnis akan menawarkan tetap hidupnya dinamika seni budaya. Kesemuanya itu akan terwujud apa jikalau berbisnis dilakukan dengan landasan sopan santun Agama. Artinya para pengusaha hendaknya yakin bahwa dengan melaksanakan bisnis yang baik itu sebagai mereka bersama-sama melaksanakan kehidupan beragama yang lebih aktual mengangkat banyak sekali harkat dan martabat hidup dan kehidupan ini. Resi Canakya menyatakan seorang pengusaha yang sukses dalam bisnis tidak ada bedanya dengan seorang Resi.

Bisnis Tanpa Moral Menimbulkan Dosa Sosial

Bisnis bersama-sama suatu upaya kerjasama insan untuk mensejahterakan akan hidupnya bersama di dunia ini. Dengan bisnis ini banyak sekali sumber-sumber ekonomi potensial sanggup dikembangkan menjadi sumber ekonomi yang real. Menjadi sumber ekonomi yang real artinya secara aktual sanggup menawarkan pemanis produksi barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat. Kalau ada keseimbangan antara produksi barang dan jasa dengan kebutuhan masyarakat maka hal itu sebagai salah satu syarat membuat ekonomi yang stabil. Bisnis menawarkan banyak sekali lapangan kerja kepada masyarata baik eksklusif maupun tidak langsung.

Melalui bisnis ini insan sanggup memajukan banyak sekali aspek kehidupanya. Seni budaya tidak akan subur dalam masyarakat yang miskin. Kalau kita perhatikan keadaan di Indonesia umumnya dan di Bali khususnya, perkembangan bisnis sangat marak. Seharusnya kita sudah sangat makmur dan sejahtera. Mengapa kehidupan yang makmur sejahtera itu semakin jauh rasanya. Hal ini disebabkan tidak adanya keadilan dalam proses berbisnis. Mengapa tidak adanya keadilan lantaran rendahnya sopan santun dalam melaksanakan bisnis. Nilai modal berupa uang dan barang sangat tidak seimbang dengan nilai tenaga, ketrampilan dan keakhlian insan dalam melaksanakan bisnis. Uang dan barang dalam berbisnis jauh lebih utama dinilai tinggi dari nilai tenaga, ketrampilan dan keakhlian manusia. Hal ini lantaran aturan ekonomi tidak dilandasi moral. Memang aturan ekonomi akan berproses secara alami. Kalau jumlah SDM yang dibutuhkan lebih banyak dari daya tampungnya maka SDM itu akan menjadi lebih murah. Murahnya nilai SDM tersebut bersama-sama jangan hingga melanggar nilai-nilai kemanusiaan dan jasa keadilan Karena rendahnya sopan santun dalam melaksanakan bisnis timbullah aturan rimba. Hukum rimba atau dalam Nitisastra disebutkan Matsya Nyaya yaitu yang berpengaruh memakan yang lemah. Tenaga kerja yang melimpah mengakibatkan sementara pebisnis memperlakukan tenaga kerjanya secara tidak bermoral.

Banyak pebisnis yang usahanya sudah sangat menguntungkan tetapi karyawannya tidak digaji secara wajar. Padahal pengusaha tersebut hidup glamor berlebihan. Rumah, mobil, perjalanan dan akomodasi hidup lainnya serba berlebihan. Tetapi karyawan yang mempunyai andil yang sangat besar dalam mensukseskan bisnisnya, mereka tetap saja dibayar rendah Maksimum sesuai dengan Upah Minimum Regional Sedangkan Upah Minimum Regional hitunghitungannya berdasarkan kebutuhan fisik minimum, bukan kebutuhan hidup minimum. Dilain pihak Negara memilih pembangunan insan seutuhnya. Tetapi hitung-hitungan upah hanya sebatas kehidupan fisik yang minimum lagi. Hal inilah yang akan menjadikan dosa-sosial. Dalam kehidupan sehari-hari kita akan menyaksikan kehidupan yang senjang sangat menjolok. Ada orang dimana-mana punya rumah hingga mereka susah mau tidur dimana malam ini. Dilain pihak setiap tahun ada orang yang hidupnya sangat tegang lantaran kontrak rumah sudah habis. Sedangkan uang untuk ngontrak selanjutnya belum ada uang yang terkumpul. Untuk hidup sehari-hari saja masih sering ngutang sana-sini.

Orang-orang yang duduk di pemerintahan diperlukan sanggup menjembatani hal ini. Tetapi mereka umumnya sibuk menghadiri acara-acara seremonial dan pidato-pidato yang muluk-muluk tanpa bukti memperbaiki kesenjangan. Merekapun tidak mencicipi lagi hidup menderita lantaran sudah dilimpahi akomodasi yang berlebihan. Jangankan memperhatikan mereka yang jauh-jauh. Nasib bawahannya saja sering tidak mendapat perhatian yang masuk akal dan adil. Ada sementara pebisnis yang ingin berbisnis yang benar dan masuk akal untuk membangun kesejahteraan bersama secara adil. Merekapun sering mendapat banyak sekali kesulitan birokrasi yang berliku-liku. Bahkan Prof, DR. Sumitro Joyohadikusumo, bagawan ekonomi Indonesia pernah menyampaikan bisnis Indonesia kena biaya siluman (informal cost) hingga 30 % dari total biaya produksi. Hal ini juga sebagai pendorong munculnya bisnis tanpa moral. Daribisnis tanpa sopan santun itu memicu timbulnya tekanan batin yang sangat berpengaruh pada masyarakat luas baik eksklusif maupun tidak langsung. Tekanan psykhologis yang struktural ini cepat atau lambat akan memunculkan. kekerasan sosial.

Dari kekerasan sosial inipun juga akan memunculkan dosa sosial yang lebih luas lagi. Moto bisnis untuk mendapat laba yang sebesar-besarnya dengan modal yang sekecilkecilnya, meskipun secara teori sudah ditinggalkan, namun masih saja secara mudah digunakan. Hal itulah yang banyak menjadikan berbisnis hanya mengejar laba dengan mengabaikan nilai-niali kemanusian dan moralitas yang luhur.


Reff:

Wiana, I Ketut. 2006. Berbisnis Menurut Agama Hindu. Surabaya: Paramita.


Read More

Cara Membangun Cinta Dan Romantika Untuk Pasangan Bahagian Berdasarkan Vastu Sastra

DEPELIAR – Keluarga yang aman, selamat, makmur dan sejatehra merupakan dambaan setiap manusia. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari tugas ayah, ibu dan anak-anak. Ketiga pilar ini sangat memilih kokoh dan rapuhnya suatu rumah tangga. Peran Ayah, dalam perspektif agama Hindu yakni bertanggung jawab terhadap kesehatan jasmaniah dan rohaniah anak, memperkokoh pilar ekonomi, meningkatkan kepemimpinan keluarga, mempersiapkan dana pendidikan anak, melaksanakan yajna mengawinkan anak dan menghormati serta menggauli istrinya (Mas, 2013:66-79).

Kemudian kewajiban seorang istri yakni membuat kesejahteraan keluarga, menawarkan pendidikan terhadap anak-anak,  menjaga kebersihan, kesehatan dan kerapian rumah tangga, menyelenggarakan aktifitas agama, meneruskan keturunan, menjaga kerukunan dan kedamaian keluarga, menjaga kesetiaan terhadap suami, menjaga kesucian keluarga, menambah pengetahuan dan melaksanakan penghormatan terhadap leluhur (mas, 2013:80-91).

Sedangkan anak mempunyai tugas untuk menghormati kedua orang tua, berbudi luhur, berguru dengan baik sehingga berpengetahuan, menyelamatkan arwah leluhur dari neraka, melaksanakan kebajikan (dharma), mengendalikan pikiran perkataan dan perbuatan dan percaya terhadap tuhan, lantaran dengan percaya kepada Tuhan seseorang akan memperoleh kebahagian ibarat dijelaskan dalam Rg VIII.97.3 dan Rg VII 20.6 yang mengataka bahwa orang yang beriman kepada yang kuasa yang maha esa tidak pernah kehilangan. Juga dikatakan bahwa ia yang menyembah sang hyang widhi Indra dan berbicara kebenaran, menikmati keberlimpahan kekayaan. Sebalikny orang yang tidak beriman kepada Tuhan yang maha Esa mati oleh perbuatannya sendiri (Mas,2013:98).

Ketiga pilar diatas yakni ayah, Ibu dan anak kalau bisa menjalankan kewajiban dengan baik, makan akan tercipta kebahagian dan kesejahteran serta ketentraman dalam keluaraga. Ayah sebagai kepala keluarga hendaknya menjadi teladan yang baik lantaran merupakan kunci utama kebahagian keluarga. Dia juga berperan untuk membina keluarga sehingga tidak terjadi kehancuran dalam keluarga.

Pengertian Vastu Sastra

Selain ketiga pilar diatas di dalam agama Hindu juga terdapat Vastu Sastra atau Vastushastra, yaitu ilmu yang mempelajari ihwal struktur dan tata bangunan. Vastu Sastra merupakan kitab turunan dari Catur Veda yang ditulis sekitar 6000 tahun yang kemudian (Dharmasastra3, 2010.online).

Vastu Sastra Untuk Menciptakan Keluarga Bahagia

Vastu Sastra atau pola bangunan dalam agama Hindu ternyata mempunyai tugas yang sangat besar dalam membuat keluarga bahagia. Terutama dalam hal pengelolaan kamar tidur. Kamar tidur dalam Vastu Sastra dikenal sebagai Rati-Kaksha yang secara hafiah berarti ruangan untuk bercinta. Ruangan ini di desain dan ditata sedemikian rupa, lantaran merupakan tempat yang sangat penting ibarat yang dijelaskan dalam Brihat Samhita Bab 73 sloka 1 yang berbunyi demikian.

“Raja membuat istananya hanya di ibu kota meskipun telah menaklukkan seluruh jagat raya. Istananya yakni suatu yang sangat penting dikeseluruhan ibu kota. Kamar tidurnya yakni tempat yang paling penting di dalam istana. Ratu yakni sumber kebahagian, cinta, kasih sayang, kenyamanan, dan penghibur hatinya.”

Kamar dalam Vastu Sastra dianggap bukan hanya sebagai tempat untuk bekerjasama sex dan tidur. Tetapi juga merupakan tempat penyatuan jiwa. Sehingga sangat penting untuk menjaga kesucian dikamar. Selain itu, dikatakan juga bahwa 90 persen duduk kasus keluarga berasal dari kamar tidur (Astiti, 2003:6). Sehingga dalam artikel ini penulis akan menguraikan ihwal kamar yang ideal untuk keluarga senang ditinjauh dari Vastu Sastra. Berikut Ulasannya:

Hal- Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat Kamar Ditinjauh Dari Perspektif Hindu (Vastu Sastra).

1. Letak Tempat Tidur (Rati Kasha)

Tempat yang paling ideal untuk kamar tidur (Rati Kasha) berdasarkan Vastu Sastra yakni serpihan Barat Daya dari rumah. Tempat tidurnya harus ditempatkan di serpihan selatan pada bagaian ini. Tempat tidur anda boleh juga ditingkat atas (kalau rumah anda bertingkat) sebelah Barat Daya ruangan rumah. Hindarkan serpihan timur maritim rumah untuk menempatkan kamar tidur lantaran kekerabatan suami istri dihentikan pada tempat ini. 

Posisi lantai pada Rati Kaksha harus lebih tinggi dari lantai rumah yang lainnya. Kamar tidur anda seharusnya dalam bentuk empat persegi panjang. Hindari bentuk yang tidak beraturan. Tempat tidur (ranjang) harus beradah di tempat Barat Daya dalam kamar tidur. Usahakan mengosongkan sedikit ruangan di serpihan utara atau timur biar anda sanggup dengan gampang bergerak.

2. Bentuk dan Tampilan Tempat Tidur

Usahakan membuat tempat tidur yang besar dan dihias dengan baik. Pastikan tidak terganggu baik dari penglihatan maupun telinga dari luar. Tutup pintu dan jendela memakai korden. Selain itu letaknya juga harus jauh dari dapur serta bebas dari gangguan anak-anak. Sebab Rati Kaksha hanya diperuntuhkan bagi orang yang sudah menikah. Anak-anak sebaiknya dihentikan memasuki apalagi tidur dirungan ini. 

Pastikan mempunyai kamar ganti, meja rias (diletakkan di timur atau utara kamar, Jangan berhadapan dengan tempat tidur), mempunyai lemari pakaian, laci-laci serta mempunyai pengharum ruangan. Menggunakan cahaya lampu yang redup, hal ini dimaksudkan untuk menurunkan ketegangan, membuat suasana intim dan membantu melepaskan beban dikala bercinta. Selain itu kamar juga perlu dilengkapi dengan alat musik yang lembut sanggup diputar ketika bercinta, lantaran music yang lembut sanggup meningkatkatkan keintiman.

3. Hadiah

Berikan hadiah terhadap pasangan, baik itu berupa perhiasan, maupun bunga. Sebab hadiah sanggup meningkatkan romantic dan sanggup membuat pasangan anda tersanjung dan berharga. Bungan yang paling sempurna diberikan kepada pasangan yakni bunga mawar. Berikan secara tiba-tiba biar pasangan menjadi senang dan terharu.

4. Peralatan Yang Boleh dan Tidak Boleh Berada di Kamar

Rati Kasha harus dilengkapi dengan bebagai peralatan ibarat laci penyimpanan benda-benda penting, almirah, tempat penyimpanan barang berharga, lemari dan yang lainnya. Semuanya harus menghadapi ke utara atau timur.  Hal yang tidak diperbolehkan berada di kamar yakni tempat sembahyang, lantaran spritualitas dan sensualitas tidak sanggup berdampingan, kalau ada ruangan pemujaan di kamar tidur, sebaiknya di tutup dengan korden. Jangan memasang beling pecah di kamar. Letakkan beberapa penak-pernik di kamar ibarat lilin, sepasang burung dan lainnya. Jangan menaruh dingklik rusak di kamar, dan hindari menyapu pada mlm hari.

Tempatkan simbol Swastika di Luar rumah anda. Tanda ini yakni tanda Vastu yang sangat penting. Jangan menaruh tumbuhan berduri, tumbuhan kering, bunga mati. Usahkan memasang lukisan dikamar, jangan memasang foto orang yang telah meninggal di kamar dan gambar perang, kelaparan, kekeringan yang yang bersifat negative.

5. Posisi Tidur

Saat tidur posisi kepala sebaiknya menghadap ke selatan lantaran seiring dengan sentra maknetis bumi. Jangan pernah menghadap ke Utara lantaran akan mengganggu tekanan darah dan sirkulasi darah anda. Selain ke Selatan anda juga sanggup menghadap ke  Timur dan kaki ke Barat. Hal ini sangat baik untuk ketenangan mental, pikiran dan perasaan spiritual. Kaki sebaiknya tidak menghadap ke matahari terbit. Usahakan jangan duduk atau tidur di bawah pasak atau balok. Sebelum tidur gunakan pakaian longgar dan higienis tidak robek. Pada pagi hari ganti sebelum jam 8 atau sehabis mandi. Usahakan tidur mirik kekiri setelah makan lantaran ini akan mengaktifkan organ pencernaan anda.

6. Peralatan Lainnya

Jika anda perlu meletakan air minum di kamar, sebaiknya dibuatkan tempat khusus ibarat meja. Letakkan menghadapa ke timur laut. Kemudian kamar mandi seharusnya diletakkan dibagian barat maritim Rati Kasha. Ushakan kamar selalu dalam keadaan bersih, dan rapi. Rapihkan tempat tidur sebelum dan sehabis tidur. Jangan membawa pekerjaan dan kecemasan ke tempat tidur, lantaran tempat tidur yakni tempat untuk istrahat dan menghabiskan waktu bersama pasangan.

Sangat manis kalau anda menaruh ikan di kamar, lantaran ikan merupakan fungsi Vastu. IKan juga merupakan simbol bendera Kamadev yang melambangkan impian dan kegemaran. Jika tidak memungkinkan pasang gambar ikan. Usahakan perempuan memakai anting-anting berbentuk ikan. Pada dikala bersihkan kamar usahakan gunakan air garam dikala mengepel.

7. Warna Kamar Yang Bagus

Usahakan memakai warna yang halus dan menyenangkan, ibarat contohnya putih lantaran sesuai bagi para guru, ilmuan dan orang terpelajar. Kemudian Biru (warna saturnus) memancarkan intelektual dan kesehatan fisik seseorang, warna ini juga sanggup menurunkan tekanan darah, denyut nadi, suhu tubuh, menyeimbangkan keseimbangan hormone, ketegangan otot, dll.

Warna lain yang manis yakni Hijau (warna Merkuri) lantaran warna ini sanggup memberi keseimbangan, kedamaian, menyejukkan, menenangkan, mengobati tekanan darah tinggi, dan mengontrol debaran jantung. Kuning (Yupiter) sangat manis untuk para usahawan lantaran warna ini simbol dari kehangatan, energy dan kemurnian.

8. Warna Yang Harus Dihindari

Merah melambangkan kemarahan. Warna ini sangat kaya, hangat, berpengaruh dan agresif. Warna ini tidak cocok untuk iklim yang sejuk dari kamar tidur. Warna ini akan mempercepat pernafasan dan denyut jantung, akan tetapi sanggup mengobati batuk dan kedinginan.

Hindari warna hitam atau abu-abu, lantaran kedua warna ini akan membuat duduk kasus diantara pasangan. Hitam dan abu-abu memperlihatkan kesedihan dan penderitaan. Warna orange memacu kreatifitas, ambisi dan aktifitas yang energik. Warna ini akan melahirkan pujian dan impian untuk melindungi diri dan orang lain, akan tetapi hindari penggunaan warna ini yang berlebihan lantaran warna ii sanggup membuat kegugupan dan kelelahan.

Warna Nila menggabungkan intuisi dan disiplin dengan kreatifitas. Warna ini juga melambangkan proses metabolism yang terjadi pada diri anda dan hokum awet (rta) ihwal pertumbuhan dan perubahan. Warna ini mempunyai aspek negative ibarat mengacu pada kelelahan pikiran, stagnasi, dan penderitaan yang berdampak pada kegagalan.

Warna yang tidak boleh di pakai di kamar yakni Coklat. Warna ini melambangkan kesuburan, akan tetapi biasa juga dihubungan dengan hal negative yang sangat kuat. Warna ini mengurangi vitalitas, memperlihatkan kehilangan dan meniadakan dorongan kehidupan.

9. Hal Yang Perlu Dilakukan Bersama Pasangan

Usahakan referesing bersama pasangan, makan bersama, olaraga bersama, bergandengan tangan ketika bepergian, mengantar pasangan kemanapun pergi, ketawa bersama, jangan mengkritik pasangan, sering bermesraan, jangan murka ketika pasangan mempunyai waktu sedikit, ucapkan selamat pagi, jangan murka kalau pasangan anda lupa terimah kasih, hargai setiap waktu bersama pasangan. Jangan mengabaikan pasangan ketika anda semakin tua, jangan mengeluh ihwal pasangan kepada orang bau tanah dan teman-teman lantaran itu sanggup merusak hubungan. Lakukan sebanyak mungkin aktifitas bersama pasangan. 

Berikan semangat pada pasangan, jangan bawel lantaran duduk kasus sepele, baca buku bersama, nonton, dengar music, dan berikan kejutan pada pasangan pada hari-hari tertentu ibarat Valentine Day (Astiti, 2003:1-82).


Referensi

Mas, Gede Raka. 2013. Pedoman Hidup Untuk Meraih Kebahagian Menurut Perspektif Hindu. Surabaya: Paramita.
Astiti, Sri. 2003. Tip-tip Kehidupan Yang Baik Vastusharstra dalam Cinta & Romantika Untuk Pasangan Bahagia. Surabaya: Paramita.
Dharmasastra3. 2010. Vastu Sastra. Diakses https//dharmassastra3. wordpress. com tanggal 16 April 2018 (online pukul 11:42).

Read More