Pengertian Umum Jurnalistik Dan Sejarah Singkat Jurnalistik

Daftar isi :

    Sebelum membuktikan Sejarah Jurnalistik sebaiknya mengetahui dahuli pengertian jurnalistik itu sendiri. Secara Umum Pengertian Jurnalistik yaitu proses, teknik dan ilmu pengumpulan, penulisan, penyuntingan dan publikasi berita. Jurnalistik atau Kewartawanan berasal dari kata Journal yang berarti catatan harian atau catatan mengenai bencana sehari-hari, atau diartikan dengan surat kabar. Kata Journal berasal dari bahasa Latin dari kata Diurnalis, yang berarti orang yang melaksanakan pekerjaan jurnalistik. Makara Secara Etiomologis (asal Usul Kata/istilah kata), jurnalistik yaitu laporan wacana bencana sehari-hari yang dikala ini kita kenal dengan istilah "berita" (news). Sedangkan secara singkat/sederhana yaitu kegiatan yang berafiliasi dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari. Sedangkan berdasarkan Kamus, Pengertian jurnalistik yaitu kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis untuk surat kabar, majalah, atau terencana lainnya. Menurut Lesikom Kominikasi, pengertian jurnalistik yaitu pekerjaan mengumpulkan, menulis, menyunting, dan membuatkan isu dan karangan untuk surat kabar, majalah dan media massa lainnya contohnya radio dan televisi.

    Pengertian Jurnalistik Menurut Para Ahli

    Selain pengertian jurnalistik diatas, terdapat beberapa para ahli/tokoh-tokoh yang mendefinisikan pengertian jurnalistik. Pengertian jurnalistik berdasarkan para andal yaitu sebagai berikut...
    Amar dan Sumadiria: Pengertian Jurnalistik yaitu kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan membuatkan isu kepada khalayak seluas-luasnya/

    Adinegoro: Pengertian Jurnalistik berdasarkan Adinegoro yaitu semacam kepandaian karang mengarang yang pokoknya memberi perkabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya biar tersiar seluas-luasnya.

    A.W. Widjaya: Pengertian Jurnalistik berdasarkan A.W. Wijaya merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan cara menyiarkan isu ataupun alasannya yaitu mengenai banyak sekali bencana atau bencana sehari-hari yang positif dan factual dalam waktu yang secepat-cepatnya.


    F.Fraser Bond: Pengertian jurnalistik berdasarkan F.Fraser Bond yaitu segala bentuk yang menciptakan isu dan ulasan mengenai isu hingga pada kelompok pemerhati.


    M.Ridwan: Menurutnya, pengertian Jurnalistik yaitu suatu kepandaian mudah mengumpulkan, mengedit isu untuk pemberitaan dalam surat kabar, majalah, atau terbitan terbitan terencana lainnya.


    Summanang: Menurunya, pengertian jurnalistik yaitu segala sesuatu yang menyangkut kewartawanan.


    Onong U. Efendi: Jurnalistik yaitu teknik mengelola isu semenjak dari mendapatkan materi hingga kepada menyebarluaskannya kepada khalayak.


    Erik Hodgins (Redeaktur Majalah Time): Menurutnya pengertian jurnalistik yaitu pengiriman informasi dari sini ke sana dengan benar, seksama, dan cepat, dalam rangka membela kebenaran dan keadilan.


    Roland E. Wolseley: Menurunya, Pengertian Jurnalistik yaitu pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan sanggup mendapatkan amanah untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah, dan disiarkan di stasiun siaran.


    Ensiklopedia Indonesia: jurnalistik yaitu bidang profesi yang mengusahakan penyajian informasi wacana bencana dan atau kehidupan sehari-hari secara teratur, dengan memakai sarana-sarana penerbitan yang ada.


    Bentuk-bentuk jurnalistik terbagi dalam 3 bab besar antara lain sebai berikut..

    Media Cetak
    Media elektronik auditif
    Audio Visual


    Sejarah Singkat Jurnalistik Indonesia

    Awal mulanya, sejarah jurnalistik diawali dari komunikasi antar insan yang bergantung dari ekspresi ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu inovasi mesin cetak oleh Johannes Getenberg.

    Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Sebagian pejuang kemerdekaan Indonesia pun memakai kewartawanan sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timoer, Java Bode, Bintang Barat, dan Medan Prijaji terbit. Pada masa kedudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, dimana setiap korang dilarang. namun pada kesannya ada lima media yang menerima izin terbit: Sinar Baru, Asia Raja, Suara Asia, Tjahaja, dan Sinar Matahari. Dan semenjak kemerdekaan Indonesia yang membawa laba bagi kewartawanan.


    Pemerintah Indonesia memakai Radio Republik Indonesia sebagai media komunikasi. Menjelang penyelenggaraan Asia Games IV, peemrintah memasukkan proyek televisi. Sejah tahun 1962 tersebut Televisi Republik Indonesia hadir dengan teknologi yang layar hitam putih.


    Di Era Presiden Soeharto, media massa banyak dibatasi. Seperti kasus Majalah Tempo dan Harian Indonesia Raya merupakan dua tumpuan bukti sensor dalam kekuasaan Era Soeharto. Kontrol yang dipegang oleh PWI (Departemen Penerangan dan persatuan Wartawan Indonesia). Dari situasi tersebut muncullah Aliansi Jurnalis Independen yang mendeklarasikan diri di Wiswa Sirna Galih, Jawa Barat. Sebagian dari aktivitasnya berada di sel tahanan.

    Sejarah kemerdekaan Pers/jurnalis beradap di titik dikala Soeharto di gantikan oleh BJ Habibie. Disaat itulah banyak media massa yang muncul dan PWI bukan satu-satunya organisasi profesi. Kegiatan kewartawanan diatur oleh UU Pers No. 40. Tahun 1999 yang dikeluarkan Dewan Pers dan UU Penyiaran No. 32 Tahun 2002 yang dikeluarkan Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI.

    Demikianlah artikel sederhana mengenai Pengertian Jurnalistik serta Sejarah singkat Jurnalistik di Indonesia. Semoga teman sekalian sanggup mendapatkan manfaat dari klarifikasi wacana pengertian jurnalistik secara umum, pengertian jurnalistik berdasarkan para andal serta sejarah singkat wacana jurnalistik. Sekian dan terima kasih.


    Referensi:


    Asep Syamsul M. 2005, Jurnalistik Terapan: Pedoman Kewartawanan dan Kepenulisan, Bandung, Batic Press

    Suhandang, Kustadi. 2004, Penngantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk, dan Kode Etik. Bandung, Penerbit Nuansa.

    Sumadiria, AS Haris. 2005, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Mudah Jurnalis Profesional, Bandung, Simbiosa Rekatama Media.

    Palapah dan Syamsudin. 1994, Diktat “Dasar-dasar Jurnalistik”

    Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Terapan: Pedoman Kewartawanan dan Kepenulisan, Bandung, Batic Press, 2005, hlm. 01.