Makalah Halogen Kimia Fisika

Daftar isi :
    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Halogen ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.

    Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.

    Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

    Jakarta, 17 Agustus 1945



    Penyusun



    DAFTAR ISI


    KATA PENGANTAR
    DAFTAR ISI
    BAB I PENDAHULUAN
    A. Latar Belakang
    B. Rumusan Masalah
    BAB II PEMBAHASAN
    A. Kelimpahan Unsur Halogen
    1. Fluorin
    2. Klorin
    3. Bromin
    4. Iodine
    5. Astatine
    B. Sifat Fisik Halogen
    1. Wujud halogen
    2. Titik cair dan titik didih
    3. Warna dan aroma
    4. Kelarutan
    C. Kegunaan dan dampak Halogen
    1. Kegunaan halogen
    a. Fluorin
    b. Klorin
    c. Bromin
    d. Iodin
    2. Dampak halogen
    a. Flour
    b. Klor
    c. Brom
    d. Iodin
    D. Proses Pembuatan Halogen
    1. Klor (Cl)
    2. Brom (Br)
    3. Iodium (I)
    BAB III PENUTUP
    A. Kesimpulan
    B. Saran
    DAFTAR PUSTAKA


    BAB I
    PENDAHULUAN


    A. Latar Belakang

    Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan VII A ditabel periodik. Kelompok ini terdiri dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I), astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan. Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi dengan logam. Unsur golongan VIIA ini merupakan unsur non logam paling reaktif. Unsur-unsur ini tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas, melainkan dalam bentuk garamnya. Mereka membutuhkan satu tambahan elektron untuk mengisi orbit elektron terluarnya, sehingga cenderung membentuk ion negatif bermuatan satu.

    Ion negatif ini disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida. Keberadaan unsur-unsur halogen unsur-unsur halogen di alam, semuanya ditemukan dalam keadaan diatomik. Hal ini terjadi karena unsur-unsur halogen tidak stabil jika berdiri sendiri. Oleh karena itu, unsur halogen harus berikatan agar stabil. Unsur-unsur halogen dapat ditemukan di beberapa tempat. Fluorin dapat ditemukan di atas permukaan tanah. Klorin dapat ditemukan di dalam air laut. Bromin juga dapat ditemukan di dalam air laut. Begitu juga dengan iodin, yang dapat ditemukan di dalam air laut. Astatin dapat ditemukan dari pemboman bismut dengan partikel alfa.



    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dalam makalah ini adalah:

    Apa saja kelimpahan unsur halogen?

    Apa saja sifat fisik halogen?

    Apa saja kegunaan dan dampak halogen?

    Bagaimana proses pembuatan halogen?



    BAB II
    PEMBAHASAN


    A. Kelimpahan Unsur Halogen

    1. Fluorin

    Fluorin ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670 dan baru pada tahun 1886 Maisson berhasil mengisolasinya. Merupakan unsur paling elektronegatif dan paling reaktif. Dalam bentuk gas merupakan molekul diatom (F2), berbau pedas, berwarna kuning muda dan bersifat sangat korosif. Serbuk logam, gelas, keramik, bahkan air terbakar dalam fluorin dengan nyala terang. Adanya komponen fluorin dalam air minum melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.

    Terdapat dalam senyawa fluorspar CaF2, kriolit Na3AlF6, dan fluorapatit Ca(PO4)3F. dengan penambahan asam sulfat ke dalam fluorspar maka akan diperoleh HF dan garam kalsium sulfat. Selanjutnya lelehan asam klorida di elektrolisis untuk menghasilkan gas F2.

    CaF2 + H2SO4 –> CaSO4 + 2HF

    2. Klorin

    Klor ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun 1810. Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit. Gas klor berwarna kuning kehijauan, dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan unsur lain. Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lendir dan dalam wujud cahaya dapat membakar kulit.

    Terdapat dalam senyawa NaCl, KCl, MgCl2, dan CaCl2. Senyawa klorida ditemukan di air laut dan garam batu/endapan garam yang terbentuk akibat penguapan air laut di masa lalu. Setiap 1 kg air laut mengandung sekitar 30 gram NaCl. Proses untuk mendapatkan unsur klorin adalah melalui elektrolisis larutan NaCl pekat (brine) akan menghasilkan Cl2 pada anode dan gas H2, dan NaOH pada katode.

    3. Bromin

    Brom ditemukan oleh Balard pada tahun 1826, merupakan zat cair berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap pada temperatur kamar, uapnya berwarna merah, berbau tidak enak dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata dan kerongkongan. Bromin mudah larut dalam air dan CS2 membentuk larutan berwarna merah, bersifat kurang aktif dibandingkan dengan klor tetapi lebih reaktif dari iodium.bTerdapat dalam senyawa logam bromide. Senyawa ini juga ditemukan di air laut, endapan garam, dan air mineral. Ditemukan di perairan laut Mati dengan kadar 4500-5000 ppm. Garam-garam bromin juga diperoleh dari Arkansas.

    4. Iodine

    Iodium ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Merupakan unsur non logam. Padatan mengkilap berwarna hitam kebiruan. Dapat menguap pada temperatur biasa membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Di alam ditemukan dalam air laut (air asin) garam chili, dll. Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3,CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanya satu yang stabil yaitu 127I yang ditemukan di alam. Kristal iodin dapat melukai kulit, sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.

    Terdapat dalam senyawa natrium iodat NaIO3, yang ditemukan dalam jumlah kecil pada deposit NaNO3 di Chili. Juga dalam larutan bawah tanah di Jepang dan Amerika dengan kadar sampai 100 ppm. Untuk memperoleh iodine dari natrium iodat, dilakukan penambahan zat pereduksi natrium bisulfit NaHSO3 dengan reaksi sebagai berikut :
    2IO3- + 5HSO3- –> I2 + 3HSO4- + 2SO42- + H2O

    5. Astatine

    Astatin merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman bismut dengan partikel-partikel alfa (hasil sintesis tahun 1940) oleh Dr. Corson K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenal ada 20 isotop dari astatin, dan isotop At (210)mempunyai waktu paruh 8,3 jam (terpanjang). Astatin lebih logam dibanding iodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt dan CH 3At.6. Jumlah astatine di kerak bumi sangat sedikit kurang dari 30 gram.

    B. Sifat Fisik Halogen

    1. Wujud halogen

    Wujud halogen pada suhu kamar, fluorin dan klorin berupa gas, bromin berupa zat cair yang mudah menguap, sedangkan iodin berupa zat padat yang mudah menyublim. Pemanasan iodin padat pada tekanan atmosfer tidak membuat unsur itu meleleh, tetapi langsung menyublim. Hal ini terjadi karena tekanan uap iodin padat pada suhu kamar lebih besar dari 1 atm.

    2. Titik cair dan titik didih

    Kecenderungan titik leleh dan titik didih halogen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Molekul halogen (X2) bersifat non polar, dengan demikian gaya tarik-menarik antarmolekul halogen merupakan gaya dispersi. Sebagaimana diketahui, gaya dispersi bertambah besar sesuai dengan pertambahan massa molekul (Mr ). Itulah sebabnya mengapa titik leleh dan titik didih halogen meningkat dari atas ke bawah dalam tabel periodik unsur.

    3. Warna dan aroma

    Halogen mempunyai warna dan aroma tertentu. Fluorin berwarna kuning muda, klorin berwarna hijau muda, bromin berwarna merah tua, iodin padat berwarna hitam, sedangkan uap iodin berwarna ungu. Semua halogen berbau rangsang dan menusuk, serta bersifat racun.

    4. Kelarutan

    Kelarutan halogen dari fluor sampai yod dalam air semakin berkurang. Fluor selain larut dalam air juga mengalami reaksi.

    C. Kegunaan dan dampak Halogen

    1. Kegunaan halogen

    a. Fluorin

    Gas F2 diproduksi secara komersial untuk bahan bakar nuklir uranium, berfungsi untuk memisahkan U-235 dan U-238 dengan cara difusi. Logam uranium direaksikan dengan gas fluorin berlebih menghasilkan uranium heksafluorida, UF6 (padatan berwarna putih dan mudah menguap). Adapun senyawa-senyawa fluorin digunakan sebagai: Kegunaan senyawa fluorin, antara lain:
    1) CCl2F2 (freon-12), digunakan sebagai zat pendingin pada lemari es dan AC.
    2) Na2SiF6, bila dicampur dengan pasta gigi akan berfungsi untuk menguatkan gigi.
    3) Teflon, bahan plastik tahan panas.
    4) Asam fluoride (HF), digunakan untuk mengukir (menyeketsa) kaca karena dapat bereaksi dengan kaca.

    b. Klorin

    Gas Cl2 digunakan sebagai bahan dasar industri plastik, seperti vinilklorida (CH2=CHCl) untuk industri PVC (bahan untuk pipa plastik). Cl2 juga digunakan sebagai disinfektan untuk membunuh kuman yang dapat menyebabkan berbagai penyakit. Adapun kegunaan senyawa klorin, antara lain:
    1) NaCl, digunakan sebagai garam dapur.
    2) KCl, digunakan untuk pupuk.
    3) NH4Cl, digunakan sebagai elektrolit pengisi batu baterai.
    4) NaClO, dapat mengoksidasi zat warna (pemutih), sehingga dapat digunakan sebagai bleaching agent, yaitu pengoksidasi zat warna.
    5) Kaporit (Ca(OCl)2), digunakan sebagai disinfektan pada air.
    6) ZnCl2, sebagai bahan pematri atau solder.
    7) Kloroform (CHCl3), digunakan sebagai pelarut dan obat bius pada pembedahan.

    c. Bromin

    Bromin digunakan dalam industri untuk membuat senyawa metilbromida. Kegunaan senyawa-senyawa bromin antara lain:
    1) NaBr, sebagai obat penenang saraf.
    2) AgBr, untuk film fotografi. AgBr dilarutkan dalam film gelatin, kemudian film dicuci dengan larutan Na2S2O3 untuk menghilangkan kelebihan AgBr sehingga perak akan tertinggal pada film sebagai bayangan hitam.
    3) CH3Br, sebagai bahan campuran zat pemadam kebakaran.
    4) C2H4Br2, ditambahkan pada bensin agar timbal (Pb) dalam bensin tidak mengendap karena diubah menjadi PbBr2.

    d. Iodin

    1) Iodin digunakan untuk membuat senyawa AgI sebagai film fotografi dan KI sebagai nutrisi dan makanan ternak.

    2) I2 dalam alkohol, digunakan sebagai antiseptik luka agar tidak terkena infeksi.

    3) KIO3, sebagai tambahan yodium dalam garam dapur.

    4) NaI, bila ditambahkan pada garam dapur dapat digunakan untuk mengurangi kekurangan yodium yang akan menyebabkan penyakit gondok.

    5) Iodoform (CHI3), sebagai disinfektan untuk mengobati luka pada kepala.

    2. Dampak halogen

    a. Flour

    1) Florida memiliki racun yang bersifat kumulatif dan sangat beracun, jika dalam bentuk murni dia sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran kimia parah bila bersentuhan langsung dengan kulit.

    2) Adanya komponen fluorin dalam air minum yang melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.

    3) Dalam bentuk fluorin, zat ini tidak langsung dihisap tanah tapi langsung masuk ke dalam daun-daun sehingga menyebabkan daun berwarna kuning kecokelatan. Jika daun tersebut dimakan oleh binatang maka bisa menyebabkan penyakit gigi rontok.

    b. Klor

    1) Menurut para ahli, kalau klorin bersenyawa dengan zat organik, seperti air seni atau keringat, maka akan menghasilkan senyawa sejenis nitrogen triklorin yang dapat mengakibatkan iritasi hebat. Senyawa organik tersebut selanjutnya dapat bereaksi menjadi gas di kolam tertutup dan membawa dampak terhadap sel-sel tubuh yang melindungi paru-paru.

    2) Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lendir dan dalam wujud cahaya dapat membakar kulit dan bersifat sangat beracun.

    3) CFC (Chloro Fluoro Carbon), yang terlepas ke udara dapat menimbulkan kerusakan pada lapisan ozon.

    4) Kloramina, NH4Cl zat ini sangat beracun terhadap kerang-kerang dan binatang air lainnya.

    5) Kloroform CHCl3, yang ditemukan dalam air terklorinasi, yang dianggap, mutagenik (dapat menimbulkan mutasi), tetraogenik (menimbulkan kerusakan pada kelahiran) atau karsiogenik (menimbulkan kanker).

    c. Brom

    1) Dalam bentuk gas, brom bersifat toksik

    2) Dalam bentuk cairan zat ini bersifat korosif terhadap jaringan sel manusia dan uapnya menyebabkan iritasi pada mata dan tenggorokan.

    3) Ketika brom tumpah ke kulit, akan menimbulkan rasa yang amat pedih. Brom mengakibatkan bahaya kesehatan yang serius, dan peralatan keselamatan kerja harus diperhatikan selama menanganinya.

    4) Timbal bromida yang terbentuk dalam mesin cenderung merusak mesin, serta sifatnya yang mudah menguap yang lolos bersama gas-gas buangan yang dapat mencemari atmosfer.

    d. Iodin

    1) Kristal iodin dapat melukai kulit

    2) Uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir

    3) Pada saat ini dikenal suatu jenis penyakit yang disebabkan dari kekurangan yodium yaitu Gaky (gangguan akibat kekurangan yodium) merupakan penyakit yang dapat menyebabkan retardasi mental. Penyakit ini bisa disebut defisiensi yodium atau kekurangan yodium. Saat ini diperkirakan 1,6 miliar penduduk dunia mempunyai risiko kekurangan yodium, dan 300 juta menderita gangguan mental akibat kekurangan yodium. Kira-kira 30.000 bayi lahir mati setiap tahun, dan lebih dari 120.000 bayi kretin, yakni retardasi mental, tubuh pendek, bisu tuli atau lumpuh. Di antara mereka yang lahir normal, dengan konsumsi diet rendah yodium akan menjadi anak yang kurang intelegensinya, bodoh, lesu dan apatis dalam kehidupannya.

    4) Efek yang sangat dikenal orang akibat kekurangan yodium adalah gondok, yakni pembesaran kelenjar tiroid di daerah leher.

    D. Proses Pembuatan Halogen

    Unsur-unsur halogen dapat dibuat dengan jalan oksidasi, reduksi, dan elektrolisis.

    1. Klor (Cl)

    Oksidasi, dengan memanaskan campuran MnO2, NaCl, dan H2SO4 pekat.

    Elektrolisis lebur NaCl menghasilkan gas klor di anode.

    Elektrolisis lebur NaCl, dihasilkan gas Cl2 pada anode dan Na pada katode.

    Elektrolisis larutan NaCl dengan menggunakan diafragma, dihasilkan gas Cl2 pada anode dan NaOH pada katode.

    2. Brom (Br)

    Oksidasi, Dengan mengalirkan gas Cl2 ke dalam air laut.

    Cl2(g) + 2 Br–(aq) —> 2 Cl–(aq) + Br2(aq)

    3. Iodium (I)

    Dengan menambah NaHSO3 ke dalam larutan NaIO3

    IO3–(aq) + 5 HSO3 –(aq) —>3 HSO4 –(aq) +2 SO42–(aq) + H2O(l) + I2(aq)



    BAB III
    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Halogen merupakan sekumpulan unsur non logam yang saling berkaitan erat, lincah, dan berwarna terang. Dan secara alamiah bentuk molekulnya diatomik. Golongan halogen merupakan golongan yang sangat reaktif menangkap elektron (oksidator). Pada umumnya golongan halogen menangkap satu elektron untuk memenuhi kulit terluarnya, karena kereaktifannya sangat tinggi sehingga halogen tidak mungkin ada dalam keadaan bebas dialam, karena sifatnya yang sangat reaktif sehingga halogen selalu bersenyawa dengan unsur-unsur yang lain.

    Untuk mencapai keadaan stabil (struktur elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung menerima satu elektron dari atom lain atau dengan menggunakan pasangan elektron secara bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan membentuk ion bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.

    Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena kecenderungannya membentuk ion negatif. Golongan halogen terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F), Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas. Sifat keelektronegatifan halogen senantiasa berkurang seiring dengan bertambahnya jari-jari atomnya.

    B. Saran

    Harus berhati-hati ketika menggunakan unsur halogen, karena unsur ini dapat mengakibatkan pembakaran kimia parah jika bersentuhan langsung dengan kulit.


    DAFTAR PUSTAKA

    Johari, J.M.C. dan M. Rachmawati. 2010. Chemistry 3B for Senior High School Grade XII Semester 2. Jakarta: Erlangga.
    Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
    Riandari, Heni. 2009. Teori dan Aplikasi Kimia. Solo: PT Tiga Serangkai.
    Suharno. 2006. Kimia. Jakarta: Erlangga.
    Syamsuri. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
    https://id.wikipedia.org/wiki/Halogen